Jumat, 15 Mei 2009

masjid sebagai lembaga pendidikan islam

masjid

Masjid Sebagai Lembaga Pendidikan Islam

 

Makalah

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Lembaga-Lembaga pendidikan Islam

 

Dosen Pengempu : Syamsul Bakhri, MA.

 






 

Oleh :

Muhammad Lutfil Karim

NIM : 2008510055

 



Fakultas Pendidikan Agama Islam

Program Sarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ)

Jakarta

2009

A. Pendahuluan

Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang bermuara dan berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan diyakini sebagai yang ideal.

Apa yang akan terjadi bila pendidikan tanpa lembaga? Meski pesan pendidikan yang disampaikan sesungguhnya indah tapi bila tidak dikemas dengan cara yang baik, apa yang akan terjadi?

Jangan sedih dan jangan berputus asa wahai para penuntut ilmu. Apa yang tidak dapat kamu raih pada hari ini, maka janganlah kamu menghentikan roda kehidupan, Janganlah harapan dan cita-citamu menjadi lenyap karena ketidak lengkapnya suatu sarana pendidikan. Janganlah gerak langkahmu dan mimpi indahmu terhenti karenanya. Ketahuilah esok hari, kejutan-kejutan indah akan memotivasi dirimu.

Kita ingat orang bijak berkata ”manusia yang tidak mempunyai cita-cita, maka sama nasibnya dengan burung yang tidak mempunyai sayap” begitu juga ”al-himmah al-’ulya min al-imaan” cita-cita yang tinggi itu sebagian dari iman.

Tidak kah kita perhatikan dengan lembaga apakah Rasulullah membimbing para shaohabat? Ditempat manakah para shahabat beliau menempuh pendidikan? Tidak lain dan tidak bukan masjidlah sebagai tempat pendidikannya. Ya hanya dengan masjid, tapi beliau mampu memunculkan almnus-alimnus terbaik dari madrasah kehidupan beliau.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah kecil ini berguna untuk menstimulasi timbulnya pemikiran kritis dalam mencari penyelesaian kelemahan yang ada dalam sistem pendidikan islam dilembaga pendidikan kita, serta agar tumbuh ide-ide cemerlang atau upaya kreatif yang secara terus-menerus berusaha mengembangkan upaya pendidikan kearah yang lebih baik.  

  
B. Pengertian Masjid

 Masjid berasal dari kata bahasa arab yaitu bentuk isim makan dari kata sajada- yasjudu. ”Al-masjidu ay al-makan liadai al –sujuud” yaitu tempat untuk sujud. Secara teknis sujud adalah meletekkan kening ketanah. Secara makna sujud bererti menyembah Tuhan. Jika ditujukan selain kepada Tuhan sujud mengandung arti hormat kepada sesuatu yang dipandang besar atau agung.

 Sedangkan sajadah dari kata sajjadatun mengandung arti tempat yang banyak dipergunakan untuk sujud, kemudian mengerucut artinya menjadi selembar kain atau karpet yang dibuat khusus untuk sholat orang perorang.

 Adapun masjid (masjidun) mempunyai dua arti, arti umum dan arti khusus.

Masjid dalam arti umum adalah semua tempat yang digunakan untuk sujud dinamakan masjid, oleh karena itu kata Nabi, Tuhan menjadikan bumi ini sebagai masjid. Sedangkan masjid dalam arti khusus adalah tempat atau bangunan yang dibangun khusus untuk ibadah, terutama sholat berjamaah. Secara konsepsional masjid juga disebut sebagai Rumah Allah (Baitullah) atau bisa disebut juga rumah masyarakat (bait al-jami’).

 Sedangkan masjid yang dibuat untuk sholat jum’at dosebut masjid jami’ adapula masjid yang dipakai untuk sholat lima waktu saja biasanya tidak terlalu besar disebut musholla, artinya tempat sholat. Di daerah tertentu musholla terkadang dinamakan langgar atau surau.


 C. Peran dan Fungsi Masjid

Pada zaman nabi, masjid berperan sebagai pusat pengembangan masyarakat, setiap hari masyarakat mendengar pemberitahuan, arahan, serta anjuran dari nabi tentang banyak hal, seperti prinsip-prinsip keberagamaan, tentang sistem masyarakat baru, sampai ayat-ayat Al-qur’an yang baru turun. Adzan yang dikumandangkan lima kali sehari sangat efektif mempertemukan masyarakat dalam membangun kebersamaan.

Fungsi masjd di zaman Nabi, sbb:

1. sebagai tempat menjalankan sholat

2. sebagai tempat musyawarah (seperti gedung parlemen)

3. sebagai tempat pengaduan masyarakat dalam menuntut keadilan 

4. secara tidak langsung sebagai tempat pertemuan bisnis 

 D. Eksistensi Masjid Sebagai Lembaga Pendidikan Islam

Pada masa-masa awal penyebaran Islam, masjid merupakan pusat berbagai aktivitas, yang terpenting adalah; sebagai pusat peribadatan, pusat penddikan dan pengembangan kebudayaan, begitu juga sebelum ddirikan kantor-kantor pemerintahan, masjid merupakan pusat berbagai kegiatan pemerintahan bahkan sampai sekarang masjid tetap eksis dengan banyaknya kegiatan, diantaranya adalah ,sbb: 

1.Sholat berjamaah di waktu-aktu yang telah ditentukan.

2. Tilawah Al-qur’an dan pengajarannya.

3. Aktivitas dakwah.

4. Pesantren kilat.

5. Sosialisasi nilai-nilai islam.

6. Memperkokoh persatuan.

7. Pembinaan umat.

8. Mobilisasi potensi umat (QS: 40/28), dll.

” Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki Karena dia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah padahal dia Telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. dan jika ia seorang pendusta Maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu". Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.”

E. Penutup

Demikian makalah singkat yang mampu penulis persembahkan kehadapan sidang pembaca.

Akhirnya penulis tutup dengan uraian, sbb: 

- Barang siapa membangun masjid berarti membangun rumah Allah

 

 


Barang siapa membangun masjid karena allah, pasti Allah akan membangunkan rumah untuknya di surga (muttafaqun ’alaih).

 

- Perlindungan bagi orang yang gema mmkmurkan masjid.

Ada 7 golongan yang mendapat perlindungan Allah dihari dimana tidak ada perlindungan kecuali perlindungan-Nya, diantaranya yaitu; seorang (laki-laki) yang hatinya bergantung pada masjid

 

 

Seorang (laki-lika) yang hatinya senantiasa terpaut erat dengan masjid( H.R. Bukhori-muslim).

- Orang yag memakmurkan masjid menunjukkan bukti imannya (Q.S; 9/17-18)


”Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka.”

18. Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”

 

 
 Daftar Pustaka

 

- Depertemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahnya, (Surabaya: Al-Hidayah, 1998)

- Usa, Muslih, Pendidikan Islam Di Indonesia Antara Cita Dan Fakta, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, Juli 1991) Cet. 1

- Izzuddin, Abu, Panduan Ceramah Dan Retorika, (Solo: Pustaka Amanah, 1997) Cet. 1

- Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya., 2001) Cet. 4

- Asrahah, hanun, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999) Cet. 1

- Noer aly, hery, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999) Cet. 1

- Ba Duwailan, Ahmad Bin salim, Wa Akhiran Jaa-al Faraj Qashash wa Tajaarib Waaqi”iyyah,( terjemah; Amri, Arman, Jangan Berputus Asa Akhirnya Pertolongan Itu Datang) (Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2005) Cet. 1

- Http://mubarok-institute.blogspot.com